Senin, 25 Februari 2013

Rejeki berlimpah setelah menikah



Topik soal menikah memang selalu hangat untuk dibicarakan di manapun dan kapanpun. Mulai dari gossip di televisi sampai orang yang baru kenalan di bus hampir membahas soal nikah jika subjeknya sudah berada pada usia layak nikah.

Pembahasan tentang pernikahan selalu menarik untuk di perbincangkan dan tidak pernah habis bahan cerita jika membahas tentang pernikahan. Tidak ada pula yang dapat memungkiri jika sepasang anak manusia di satukan dalam mahligai pernikahan maka Allah akan melipatgandakan rejeki untuk mereka.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi kisah nyata yang ada di sekitar saya.Kisah ini tentang berkah pernikahan dari sahabat saya sebut saja namanya Salam

Dika adalah lebih dari seorang sahabat,yah saya menganggapnya sama seperti saudara sendiri. Persahabatan kita sudah berjalan kurang lebih 13 tahun. Berawal ketika saya dan dia menuntut ilmu di SMP Negeri 13 Makassar, kemudian beranjak SMA kita sama-sama lagi melanjutkan sekolah di tempat yang sama yakni di SMA Negeri 3 Makassar,kuliah kita juga sama-sama di universitas hasanuddin namun beda fakultas,Salam mengambil jurusan Ilmu Hukum sedangkan saya memilih Jurusan Akuntansi. Ada hal yang unik dari persahabatan kami berdua hingga saat ini kalau kita jalan bersama banyak yang mengira kita adalah saudara kembar dan itu bukan  hanya dimata orang dewasa saja hingga anak SD pun biasa melihat kita sebagai seorang saudara kembar..heheh

Singkat cerita tentang Salam,dia adalah seorang sahabat yang tidak pernah setengah-setengah dalam membantu teman-temannya. Beliau selalu total dalam menolong jika di mintakan bantuan. Masih teringat dalam benak saya ketika menjelang tugas akhir atau skripsi dia sangat banyak membantu teman-temannya dan juga yang menjadi istrinya saat ini sebutlah Fitri hingga mencapai gelar sarjana lebih dulu dari pada dirinya. Maka tak heran jika banyak orang yang nyaman berteman dengan beliau.

Pertemuan salam dengan Fitri  yang menjadi istrinya saat ini berawal ketika masa-masa orientasi pengenalan kampus (Ospek). Itulah masa-masa mereka mulai timbul benih-benih asmara. Perjalanan cinta mereka hingga sampai ke pernikahan tidaklah mudah. Karena di awal masa pacaran hubungan mereka sempat tidak disetujui oleh orang tua fitri, karena Salam hanya berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja sedangkan Fitri boleh dikata Cukup berada dan dia merupakan anak tunggal sehingga menurut saya saat itu,wajarlah orang tuanya cukup memprotek hubungan mereka.

Tidak hanya penolakan dari orang tua hubungan mereka pun sempat beberapa kali putus sambung. yah mungkin karena mereka masih muda dan memiliki egoisme masing-masing. Namun, seiring perjalanan waktu usia pacaran mereka mulai menginjak 5 tahun, Salam mulai di terima oleh orang tua Fitri. Fitri yang sudah memiliki pekerjaan tetap dan mapan sebagai Pegawai Negeri Sipil di minta oleh orang tuanya untuk segera di lamar oleh Salam, karena jika tidak dia akan di jodohkan dengan pria pilihan orang tuanya.

Mendengar berita itu,tentu saja Salam sangat cetar membahana (pinjam istilah Syahrini..heheh). Karena pada saat itu Salam masih bekerja sebagai pegawai outsourcing pada salah BUMN di tempat saya juga bekerja. Sebelum bekerja di tempat saya sedikit  cerita lagi,Salam pernah beberapa kali mendaftar kerja di beberapa perusahaan swasta dan BUMN serta di pemerintahan namun rejeki belum menghampirinya. Dia selalu saja gagal di tes terakhir,sebagai seorang sahabat saya sering memberinya semangat untuk pantang menyerah.

Sebelum akhirnya Salam melakukan lamaran terhadap fitri sekitar bulan Oktober 2011, dia sempat bercerita pada saya bahwa dia cukup bingung dan tidak enak mengatakan pada kedua orang tuanya untuk melamar Fitri. Karena,dia masih memiliki kakak yang belum menikah dan memiliki 3 saudara yang masih di biayai kuliahnya serta dia masih bekerja sebagai pegawai kontrak. Pada saat itu, saya sebagai seorang sahabat tetap memberi dukungan saya katakan "segeralah utarakan niat baik itu pada orang tua mu, toh niatnya juga baik dan kamu sudah 5 tahun pacaran dengan fitri".

Akhirnya salam memberanikan dirinya untuk mengutrakan niat baik itu kepada orang tuanya untuk melamar Fitri. Dalam proses lamarannya tidak mudah juga buat salam karena ada beberapa persyaratan yang membuat berat orang tuanya namun karena pertolongan Allah dan niat baik juga akhirnya persyaratan itu berhasil di penuhi oleh orang tua Salam. Akhirnya, pada bulan Februari 2012 mereka melangsungkan pernikahan dan saya sebagai sahabat sedih sekaligus bahagia. Sedih karena saya di dahului menikah...hehehe dan bahagia karena akhirnya hubungan mereka bisa lanjut ke jenjang pernikahan.

Kurang lebih sekitar 4 bulan setelah menikah ternyata benar janji Allah bahwa menikah dan memiliki keturunan akan memperlancar rejeki. Salam di angkat sebagai pegawai tetap di Perusahaan outsourcing dan memiliki gaji yang lumayan buat menghidupi dirinya dan istri.

Setelah 4 bulan melahirkan anak pertama,lagi-lagi Salam mendapat rejeki yang tidak terduga dan sangat surprise buat saya. Malam hari, sekitar minggu ke-2 bulan februari 2013 dia menghubungi saya lewat telpon dan mengatakan saya sudah keluar dari PT. XYZ. kemudian saya tanya "kenapa, kamu keluar ?". Salam menjawab "Saya diterima di Perusahaan Asuransi BUMN,Git". Subhanallah...Akhirnya setelah sekian lama pdirimu pontang-panting mencari pekerjaan tetap akhirnya dapat juga dan ini merupakan rejeki buat anak dan istrimu. Di tempat kerja barunya ternyata dia mendapat gaji dan bonus berkali-kali lipat lebih besar dari tempat dia dulu bekerja.

Dari cerita tersebut di atas membuat diri saya sebagai penulis termotivasi untuk segera menikah dan terus meminta kepada Allah untuk di berikan jodoh pada tahun 2013 ini, dan buat yang telah mempuyai calon istri/suami segeralah bawah hubungan kalian ke jalan pernikahan yang penuh berkah.

Sebagai muslim sudah sepatutnya kita yakin akan kebenaran Allah dan Rosulnya. Bahwa menikah akan memperlancar rejeki.
Mari kita mulai dengan ayat suci Al Qur’an sbb
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” QS An-Nuur: 32
Berkaitan ayat tersebut, Umat bin Khattab ra berkomentar,
“Aku heran dengan orang yang tidak mau mencari kekayaan dengan cara menikah. Padahal Allah berfirman : Jika mereka miskin, maka Allah akan membuat mereka kaya dengan Keutamaan-Nya”
Nabi saw juga menguatkan ayat tersebut. Sabda beliau,
Dari Aisyah, “Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu
Sabda beliau yang lain:
“Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka”
Namun sayangnya, masih ada muslim yang berpikir berumah tangga sebagai beban. Sebagian di antara mereka berpikir, “saya akan menyenangkan orang tua dahulu dengan penghasilan saya baru menikah”. Padahal, kalau mau lebih bisa menyenangkan orang tua ya menikah. Selain menyenangkan dengan penghasilan lebih, menyenangkan orang tua dengan istri yang shalihah, anak yang lucu, cucu yang ngegemesin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar